Features 2024 WINTER
Pembukaan Hanok untuk Publik di Seochon Seochon, bersama dengan Bukchon, dikenal sebagai salah satu desa hanok paling representatif di Seoul. Di antara tempat tersebut, hanok untuk publik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Seoul dan Distrik Jongno-gu telah menjadi tempat populer baru yang mewakili Seochon. Pengunjung tidak hanya dapat merasakan budaya hunian tradisional tetapi juga berpartisipasi dalam berbagai program seni dan budaya yang menarik. Pemandangan halaman dalam Seochon Lounge, sebuah hanok dua lantai yang telah direnovasi dan terbuka untuk umum. Pengunjung yang terbiasa tinggal di apartemen modern dapat merasakan kehidupan di rumah tradisional Korea. © Pemerintah Metropolitan Seoul#hanok #Seochon
Features 2024 WINTER
Keragaman Ruang Pameran di Seochon Terletak di dekat Yongchumun, gerbang barat Istana Gyeongbokgung, wilayah Seochon yang mencakup Tongui-dong dan Changseong-dong telah menjadi sentra bagi berbagai ruang pameran, mulai dari ruang alternatif nirlaba sampai galeri komersial yang memamerkan serta menjual karya para seniman kontemporer. Walkie-talkie-shaking termasuk salah satu pameran di pusat seni dan budaya BOAN1942 pada tahun 2022. Pameran ini menggali esensi komunikasi dengan menghadirkan motif-motif dari walkie-talkie. Dibuka pada tahun 2007, tempat ini yang berlokasi di Seochon menampilkan karya-karya kreatif dan eksperimental dari berbagai genre, termasuk fotografi, seni lukis, seni instalasi, dan seni video. © Goh Jeongkyun#Seochon #éksposisi
Features 2024 WINTER
Tujuan Wisata Tertua di Seoul Seochon, sebuah desa di sebelah barat Istana Gyeongbokgung, adalah wilayah yang memiliki sejarah panjang. Selama Dinasti Joseon (1392-1910), wilayah ini merupakan tempat tinggal orang-orang berkuasa seperti keluarga kerajaan dan pembesar, dan masyarakat kelas menengah (kelas yang berada di tengah-tengah antara bangsawan dan rakyat jelata) yang tinggal di sekitaran pusat wilayah. Di era modern, banyak penulis dan seniman beraktivitas di sini.#Seochon
Features 2024 AUTUMN
Ikon-Ikon Hongdae yang Tak Terkikis Waktu Area Hongdae adalah salah satu pusat keramaian dan destinasi wisata yang representatif di Seoul. Meskipun area Hongdae mengalami perubahan besar akibat komersialisasi yang cepat, tempat-tempat ikonik di sini yang tetap bertahan hingga kini terus menjaga karakter khas daerah ini dengan identitas unik mereka. Homi Art Shop berdiri sebagai saksi transformasi kawasan Hongdae selama setengah abad. Putra pendiri mengambil alih bisnis tersebut pada tahun 1987, dan kini sang cucu juga turut membantu. Logo toko tersebut dirancang pada akhir tahun 1970-an oleh seorang pelanggan tetap, yang saat itu merupakan mahasiswa pascasarjana di Universitas Hongik. Nama “Homi” berarti “seni itu abadi.”#Hongdae
Features 2024 AUTUMN
Kekuatan Kawasan Kampus <br> dalam Pembentukan Tren Hongdae merupakan suatu wilayah yang sulit untuk didefinisikan secara sederhana atas segala keanekaragamannya. Meski begitu, ada satu karakteristik yang menonjol, yaitu keunggulannya dalam memimpin budaya kontemporer. Budaya yang muncul secara organik di Hongdae kerap menjadi tren baru yang menyebar ke wilayah lain. Ciri khas inilah yang membedakan Hongdae dari kawasan kampus lain pada umumnya. Titik awal lorong mural di seberang Taman Budaya Hongik. Mural yang dilukis di dinding Universitas Hongik ini, yang dibuat sebagai bagian dari Pameran Seni Jalanan Hongdae, baru-baru ini menghilang karena pembangunan kampus bawah tanah universitas tersebut. Namun, mural di sisi seberangnya masih ada.#Hongdae
Features 2024 AUTUMN
Akselerasi Perkembangan Ekosistem Budaya Hongdae Hingga tahun 1980-an, Hongdae tidak lebih dari sebuah wilayah kampus pada umumnya. Tetapi, pada tahun 1990-an, suasana terbuka dan progresif, mendorong eksperimen dan tantangan kreatif di berbagai bidang. Dalam prosesnya, lingkungan tersebut mengembangkan identitas unik yang kemudian dikenal sebagai “budaya Hongdae”.#Hongdae