메인메뉴 바로가기본문으로 바로가기

커버스토리 칼럼 게시판 > 상세화면

2016 AUTUMN

FITUR KHUSUS

DMZ: Tanah Larangan Dipandang Melalui Pagar Kawat BerduriFITUR KHUSUS 5Menyaksikan Kembali Adegan Terakhir dari Perang Dingin Melalui Seni Visual ‘R eal DMZ Project’ di mata Kurator Kim Seon-jeong

‘Real DMZ Project (RDP)’ adalah sebuah proyek untuk menganalisa dan merekam DMZbeserta daerah wilayah perbatasan yang berlapis-lapis dari segi pandang seni kontemporer.Berbagai pameran percobaan dan forum akademik telah diadakan dengan diawali olehsebuah pameran yang memanfaatkan fasilitas rute tur keamanan di Cheorwon, Gangwon.

“ Tuntutan Kemenangan (2015)” oleh Magnus Bärtåsadalah instalasi video yang menyoroti berbagai caraPerang Korea yang diperingati pada museum perangmasing-masing di Pyongyang dan Seoul.

DMZ adalah ruang kontradiksi.Denganzona militer yang menjadibatas di antara dua Korea, tentaratentaraterus siap-sedia dengan moncongsenapan siap memuntahkan isinya setiapsaat. Tempat ini adalah perbatasan palingberbahaya di dunia, sekalipun karena tidakadanya campur tangan manusia, tempatini dilaporkan sebagai lokasi ekologi floralangka dan habitat fauna. Namun wargasipil hidup bertani di kota paling utaradari Korea Selatan yang terletak di zonakontrol sipil, yakni di “zona demiliterisasi”ini. Daripada membahas soal implikasipolitik dan militer, “Real DMZ Project”menitikberatkan implikasi politik danmiliter dari DMZ menempatkan lubukterdalam dari antinomi di tempat ini.

Kurator pertama, yang merancangproyek ini, Kim Sun-jung (Direktur SAMUSO,Space for Contemporary Art) menjelaskantujuan proyek ini sebagai berikut. “Negosiasigencatan senjata di tahun 1953 adalahantara Amerika Serikat dan PBB, KoreaUtara dan China, sementara pihak kita tidakturut serta. Saya ingin kita melihat kembalike masa lalu saat Republik Korea tidak bisabertindak inisiatif, dan menafsirkan kembaliarti DMZ dengan sikap inisiatif melaluiproyek ini”. Inilah cerita DMZ dari sudutpandang seorang seniman.

Tafsir Ulang Perbatasan

Ko Mi-seok Mengapa DMZ? MengapaAnda memilih daerah sengketa sebagailatar dari proyek seni?Kim Sun-jungTahun 2008 saya pernahmerencanakan sebuah proyek pameranberjudul ‘Perbatasan’ (Border) yangdikarang oleh seniman Jepang TatsuoMiyajima (宮島 達男). Karya waktu itu adalahmengambil gambar dari orang-orangyang pada badannya dicat angka ‘3’ dan‘8’ yang melambangkan 38 derajat garislintang utara yang memisahkan utaradan selatan di lokasi Paju Imjingak danYeoncheon Menara Taepung sebagai latarbelakangnya. Sewaktu mengerjakan sketsagambar untuk pameran itu, dalam prosespenelitian sosial, saya menyadari ternyatasaya yang justru adalah warga KoreaSelatan tidak mempunyai perhatian danpengetahuan tentang DMZ. Saya menyesalidiri saya waktu itu.

Setelah itu, saya membuat rencana10 tahun dengan tujuan untuk mencaricatatan dan karya seni berkenaan denganDMZ. Sejak awal saya sudah memikirkanpartisipasi dari seniman dalam danluar negeri, saya mulai mengumpulkandan meneliti data tentang DMZ secarabersamaan. Mulai dari perspektif tentanggaris demarkasi militer, studi tentangsituasi sosial-politik yang disebabkan olehpemisahan selatan-utara, semakin melihatluas ke isu seperti masalah lingkungan. DiPusat Seni Sonje Seoul dilakukan secaraserentak pertunjukan atraksi, diskusidenganseniman, serta lokakarya danpameran yang saling berhubungan.Panggung utama dari proyek ini adalahCheorwon, Provinsi Gangwon. Segerasetelah kemerdekaan pada tahun 1945dan garis lintang 38 dibentuk, Cheorwonmenjadi wilayah yurisdiksi militer Soviet.Fasilitas rezim komunis dari Partai TenagaKerja yang berada di lokasi tersebut setelahterjadi gencatan senjata masuk menjadiwilayah Korea Selatan. Daerah Cheorwonsepertiganya dilalui DMZ, sehingga dibagian selatan adalah Cheorwon RepublikKorea dan di bagian utara adalah CheorwonRepublik Demokratik Rakyat Korea.

Tempat ini, ketika perang Korea berkobar,merupakan garis tengah untuk menguasaipihak lawan yang menjadi tempat strategispaling penting serta medan tempur palingsengit yang disebut juga dengan nama‘Segitiga Besi’. Karena lokasinya yangterletak di pusat semenanjung, tempat inipada masa jayanya berkembang di bidanglogistik dan transportasi, tetapi akhirnyahancur oleh perang.

Komunikasi dengan Penduduk Setempat

Ko Apakah sudah ada perubahan dalamproyek sampai saat ini?Kim Pada tahun pertama, pameranpendek lebih banyak digelar di daerahperbatasanyang sulit dijangkau danperiodenya juga pendek. Pamerandigelar di beberapa fasilitas pada rutewisata keamanan Cheorwon sampai diterowongan bawah tanah yang dalamsebagai ruang pameran sehingga sulituntuk dijangkau oleh pengunjung. Biasanyadalam pameran, karya yang dipamerkanadalah yang pernah dipamerkansebelumnya. Tetapi dalam pameran kaliini, sebagian besar dari karya seni yangditampilkan adalah karya-karya baru.Karena itulah para seniman perlu waktuuntuk memahami DMZ. Waktu panjangyang dihabiskan untuk menyiapkanpameran hanya dibalas dengan dalamwaktu yang singkat penunjukan dalampameran, sehingga menyebabkan rasakosong dalam hati. Pameran yang dibukasetiap tahun dengan melewati prosesperbaikan dan penyempurnaan yang hanyabisa dikunjungi pengunjung secara terbatassetelah mendapat izin masuk ke wilayahpameran ini kini secara perlahan berubahmenjadi pameran yang dibuka di wilayahyang dapat dikunjungi dengan bebasoleh siapa saja. Proyek yang mendapatdukungan keuangan dari pemerintahdaerah setempat ini justru tidak melibatkanwarga daerah, sehingga pada tahun 2015lokasi pameran dipindahkan ke Dongsongeupyang ramai dikunjungi warga dantentara yang sedang bercuti.

Kurator Kim Sun-jung (paling kanan) berbicara dengan seniman penyokong untuk Real DMZ Projectdi tempat penyimpanan es pada masa penjajahan Jepang, yang hancur dalam Perang Korea kecualibagian dinding.

Ko Saya dapat merasakan bahwatujuannya adalah lebih meresap ke dalamkehidupan sehari-hari warga wilayahperbatasan ketimbang berfokus padawilayah perbatasan itu sendiri.Kim Saya mementingkan keberlanjutanproyek ini sebagai proyek seni publikdi tempat umum. Karena alasan itulahselama bertahun-tahun kami berusahauntuk berkomunikasi dengan intim denganwarga setempat, karena ini bukanlah acarasekali buka lantas bubar. “Real DMZ Project2015: Masa-masa di Dongsong (同送 歲 月)” menggunakan pasar, katedral,terminal bus, dan fasilitas di Dongsongeupyang kini tidak terpakai. Setelah lokasipameran dipindahkan dari tempat yangaksesnya terbatas bagi warga sipil ke lokasipusat komersial dan budaya, komunikasilangsung dnegan warga setempat menjadilebih leluasa.Ko Kalau begitu, apakah tujuanProgram Residensi Warga Desa jugamerupakan salah satu darinya?Kim Di tahun 2014, saya merenovasirumah kosong yang terletak di CheorwonDongsong-eup (東 松) Yangji-ri (陽 地 里)dan menamakannya “Yangji-ri Residency”.Program ini adalah untuk seniman dalamdan luar negeri serta peneliti agar merekabisa tinggal dan beraktivitas di lapangan,dan sudah sekitar 10 orang yang pernahtinggal di sini. Pada mulanya di tahun 1970tempat ini dibuat untuk tujuan propagandaterhadap Korea Utara di tahun 1970. Sekarangada 75 rumah tangga dengan sekitar 130orang tinggal di desa kecil ini. Pada mulanyahubungan warga setempat dan senimancanggung, tetapi kini menjadi dekat sampaisampaiseniman mendapat bantuan dariwarga untuk bercocok tanam. Seorangseniman Argentina berbaur dengan penduduksetempat, membuka pesta babi panggang,dan akhirnya kini ia sedang membuat karyavisual tentang penduduk desa.

 

Pemain cello Lee Ok-kyung menampilan secara spontan “Broken Sky” di penggilingan padi sepi diYangji-ri, sebuah desa di zona pengontrolan sipil, di Cheorwon, selama Real DMZ Project 2014.

Beda Pandangan antara Orang Luardan Orang Dalam

Ko Saya dapat merasakan betapa Andaberpikir keras untuk bisa memperlihatkankeistimewaan situasi Korea Selatansekaligus juga menunjukkan lokalitas dankeuniversalan dalam karya ini.Kim Masalah ‘perbatasan’ DMZ yangrumit karena terkait perang dan situasiinternasional adalah satu isu bersamamasyarakat dunia. Sampai penyatuannyadi tahun 1975, di Vietnam juga ada DMZdi lintang 17 yang membatasi selatandan utara. Jerman juga sempat terbagimenjadi Jerman Timur dan Jerman Baratsetelah Perang Dunia Kedua, tetapi akhirnyaperbatasan itu juga runtuh bersamaandengan runtuhnya Tembok Berlin. WilayahDMZ antara Suriah dan Israel, Irak danKuwait dibuat sesuai dengan resolusiDewan Keamanan PBB. Baik secara fisikataupun psikologis, perbatasan yangmemisahkan tanah ataupun manusiamerupakan satu tema selalu berlaku.Melewati Perang Dingin, konflik tajam yangmenyelubungi pengungsi masih dapat kitasaksikan sampai hari ini.Ko Apa perbedaan tafsiran senimandalam dan luar negeri tentang DMZ Korea?Kim Seniman Korea yang menerimapendidikan anti-komunis sejak masasekolah berusaha untuk mel ihatdengan cara pandang baru. Sementaraseniman luar negeri menafsirkan DMZdari sudut pandang mereka sendiri danmemiliki konteks yang lebih luas. Paraseniman, yang berminat tentang negara,nasionalisme dan bangsa terkait denganperbatasan, yang berpartisipasi umumnyamemikirkan cara untuk mengaitkan minatmereka denganDMZ. Selain itu, merekajuga banyakmenaruh perhatian terhadapbudaya militer yang merupakan fitur unikdari Korea. Masalah tidak akan terlihatdengan jelas bila ditengok dari sisi dalamsaja. Untuk melihat DMZ yang berada diantara dinginnyaperang dan hangatnyaperdamaian secara perspektif diperlukanpandangan secara internasional, yakni daripihak eksternal.

“Bukit Es Krim” (2014-2015), instalasi video oleh Aernout Mik, menggambarkan kesenjangan dankonflik antara Korea Selatan dan Korea Utara menggunakan kisah sekelompok orang muda ketikabertamasya ke Puncak Sapseul dekat DMZ yang hancur oleh ketegangan.

Karya yang Mengesankan

Ko Adakah karya seniman asing yangmengesankan?Kim Bukit Eskrim (Icecream Hill)karya seorang seniman Belanda bernamaAernout Mik adalah karya visual komisiyang dikerjakan selama satu tahun.Nama ‘Eskrim’ diberikan karena gunungyang terkena bom dahsyat tampakseperti meleleh bagai es krim. Karya itumenyiratkan “Sejarah berat yang tersimpanbukit yang indah”.

Seniman Swedia Magnus Bärtås menjadibuah bibir dengan karyanya ‘SeruanKemenangan’, yang menampilkan MuseumPerang di Seoul dan Museum PeringatanKemerdekaan Bangsa di Pyongyang.Karya visual ini menunjukkan bagaimanakonfrontasi selatan-utara ditafsirkansecara berbeda oleh masing-masingpihak. Seniman ini menunjukkan di layarsecara berdampingan untuk menunjukkanbagaimana kontrasnya suasana di MuseumPyongyang -yang memiliki latar belakanglukisan hasil karya 40 pelukis dan dilengkapidengan tank dan jeep hasil rampasandanMuseum Seoul –yang menampilkandiorama animasi dengan efek khususseperti pemainan komputer-.

Penulis Jerman Ingo Niermann dengankaryanya ‘Solution 264-274: Negara Pelatihan’dengan latar belakang kunjungannya keKorea Selatan dan Utara menulis ‘sebelasskenario untuk Korea Bersatu’. Pada tahun2014, ia membacakan bagian pertamadari buku yang sedang ditulisnya waktuitu, dan pada tahun 2015 ia menerbitkanbuku tersebut. Dan saya ingat dalamsebuah wawancara ia mengatakan “KoreaSelatan memberi kesan bahwa merekamengembangkan DMZ sebagai tempat wisataperang, sementara Korea Utara tak lainadalah sebuah negara yang keseluruhannyaadalah taman bertemakan perang”.Ko Seniman asing tentunya hanya melihatDMZ dari berita saja. Bagaimana kesanmereka setelah mengalami secara langsung?Kim Setiap seniman mempunyai arahyang berbeda. Misalnya, seorang penulismencurahkan perhatian pada DMZ secaraalami sebagai daerah ekologis penting, danada juga yang menggambarkan ‘warga duaKorea yang tinggal serumah’, ‘karya yangdibuat dari komponen-komponen buatanwarga selatan dan utara’, ada pula yangmelihat jauh ke depan.

Instalasi foto “Untuk Bertahan vs Ketika Tiba” (2012)oleh Noh Sun-tag mencakup satu set foto yang diambildari atap Observatorium Perdamaian di Cheorwon,yang diarahkan oleh panorama Dataran Tinggi Pyonggangdi Korea Utara. Foto tersebut berupa pandanganbelakang seorang prajurit yang dipajang di tempatyang sama ketika ia diambil gambarnya. Menurut sangfotografer, “Di Korea Selatan, daerah perbatasan telahmenjadi daya tarik wisata yang populer di kalanganwarga Korea dan turis asing. Apa kewajiban merekayang mengunjungi tempat unik ini? Ia akan melihat,untuk mengambil gambar.”

“Korea Selatan memberi kesan bahwa mereka mengembangkan DMZ sebagai tempat wisata perang,sementara Korea Utara tak lain adalah sebuah negara yang keseluruhannya adalah taman bertemakanperang” - Ingo Niermann (penulis partisipan proyek).

Ko Bagaimana dengan hasil karyasenimanlokal?Kim Seniman lokal Korea mendapatkesempatan untuk berpikir tentangsejarah masa lalu dan kini, ketegangandan rutinitas hidup berdampingandi wilayah perbatasan. Lim Min-oukmembuat catatan tentang 300 orang yangdiketahui dibantai setelah usai perangdi Cheorwon dalam bentuk arsip. KooJeong-a membuat sebuah karya instalasidi Alun-alun Perdamaian yang berlokasidi dataran tinggi Hyunmu-Am yangadalah simbol perdamaian di Cheorwon.Wartawan foto yang Noh Sun-tag darisudut pandang seorang wartawan fotomenggelar foto-fotonya, seperti foto-fotobelakang wisatawan terowongan DMZ.Namun, ada pepatah yang mengatakanbahwa melihat langsung jauh lebih baikdaripada mendengar beratus kali. Sayaberharap akan ada lebih banyak orang yangmengunjungi langsung DMZ, meluangkanwaktu untuk merasakan dan mengetahuimengapa dan bagaimana proyek iniditangani secara internasional.

Kim Sun-jung, memelopori kolaborasikarya seni visual, arsitektur, musik,humaniora, ilmu sosial. Tahun ini, ia memulaipekerjaan persiapan untuk meluncurkan‘PAVILION PROJECT’, yang akan menjadipameran permanen mulai tahun depan dantidak membuat proyek pameran terpisah.Ia juga menyatakan maksudnya untuk lebihmengukuhkanproyek yang telah dijalaninyaselama 10 tahun silam agar dapat berevolusiuntuk jangka yang lebih panjang.

‘Real DMZ Project’ ini bertujuanuntuk melangkah menuju festival senieksperimental dengan menyediakanplatform penelitian untuk membantumemahami sejarah modern Korea disemenanjung Korea yang kini masihterbagi, di reruntuhan Perang Dingin yangtercatat dalam sejarah dunia. Sebagaitujuan akhir adalah untuk memungkinkan‘membaca DMZ lebih dalam’ untukmemberikan petunjuk bagi perdamaiandan koeksistensi manusia dan dunia yangmelampaui perspektif Korea. Jika kita dapatmenembak sasaran dengan tepat, makakita akan berkesempatan untuk melihatkembali bukan hanya DMZ secara fisik,tetapi juga batas-batas psikologi yang adadalam diri kita masing-masing.

Koh Mi-seokEditor Harian Dong-A

전체메뉴

전체메뉴 닫기