메인메뉴 바로가기본문으로 바로가기

Interview

2024 SPRING

Penari Kejang (Breaker) Legendaris Korea

Kim Hong-yul, lebih dikenal dengan nama panggungnya, Hong 10, menjadi b-boy profesional saat remaja dan terus berkembang, memenangkan banyak gelar dunia. Kini dia mengincar Olimpiade Paris 2024.
Kim Hong-yul's picture1

Peserta menyemangati Hong 10 saat ia mempertontonkan salah satu gerakan khasnya, yang hanya didukung oleh jari-jarinya, selama Red Bull BC One Camp Poland, yang diadakan di Gdańsk pada tahun 2021.
© Lukasz Nazdraczew, Red Bull Content Pool



Tahun 2023 adalah tahun penting bagi Kim Hong-yul, lebih dikenal sebagai Hong 10, wajah b-boying Korea. Meski mengalami cedera pada tahun sebelumnya dan kemudian mengalami PHK, ia berhasil meraih medali perak di Asian Games ke-19 di Hangzhou, Tiongkok. Beberapa minggu kemudian, ia berjaya di Red Bull BC One World Final, kompetisi tari Kejang internasional terbesar dan paling bergengsi.

Gelar Red Bull adalah yang ketiga bagi Hong 10 di ajang tersebut, menambah gelar juaranya pada tahun 2006 dan 2013. Kemenangan tersebut menorehkan namanya dalam buku rekor bersama Menno van Gorp dari Belanda untuk jumlah kemenangan terbanyak yang diraih di kompetisi elit tersebut. Pencapaian Hong 10 ini sekarang menempatkan dirinya dalam peringkat di antara b-boys (break-boys) terbaik dunia.

Tari Kejang (breaking) berkembang di jalanan kota-kota AS pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pada dekade berikutnya, tari kejang ini telah menarik perhatian generasi muda Korea, termasuk Hong 10, seorang siswa sekolah menengah pada saat itu. Dia menemukan nama panggungnya setelah mendengar b-boys dari luar negeri kesulitan mengucapkan suku kata terakhir dari nama aslinya. Dia memilih “10” karena merupakan homonim dari “yul,” kata asli Korea untuk “sepuluh.”

Tari kejang profesional membutuhkan perpaduan ekstrem antara kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas, serta sedikit bakat inovatif. Gerakan khas Hong 10 yang sangat inventif termasuk “Hong 10 Freeze,” sebuahheadstand (bertumpu pada kepala) terbalik dengan kakinya bergerak cepat mengikuti musik, dan “Two-finger Freeze” sebuah posisi terbalik yang hanya didukung oleh dua jari dari kedua tangan. Pesenam papan atas harus memiliki sifat atletis yang serupa, karena latihan lantai dan gerakan kejang yang mirip-mirip memukuli pelana kuda. Kebanyakan dari mereka pensiun pada usia pertengahan 20-an, namun Hong 10, yang sudah berusia 38 tahun, terus maju. Cederanya kian bertambah, namun ia berharap bisa lolos ke Olimpiade 2024 di Paris.

Bagaimana perasaan Anda setelah menjuarai Red Bull BC One ketiga Anda?

Setelah finis pada posisi kedua pada tahun 2016, saya merasa mungkin akan sulit bagi saya untuk menjadi juara lagi. Karena itulah saya memilih rehat sejenak dari berkompetisi. Saya diundang lagi pada tahun 2022, tetapi karena kondisi saya tidak sempurna, saya tidak mungkin bisa hadir. Kembalinya saya tahun lalu setelah absen sekian lama terasa luar biasa, namun bisa menjadi juara membuat saya sangat bahagia.

Hong 10

Beberapa minggu setelah meraih medali perak di Asian Games Hangzhou 2023, Hong 10 menempati posisi pertama di final Red Bull BC One World. Kejuaraan tersebut menempatkannya bersama b-boy Belanda Menno van Gorpuntuk kemenangan terbanyak yang pernah dicatat dalam kompetisi bergengsi tersebut.

Tolong jelaskan pengalaman final Red Bull.

Saat itu saya merasa tidak dalam kondisi terbaik. Saya mengalami cedera lutut sebelum kompetisi, dan saya masih merasa lelah karena berpartisipasi dalam Asian Games dua minggu sebelumnya. Anehnya, suasana hati saya sangat baik sepanjang kompetisi sehingga saya tidak merasa gugup sama sekali. Di final, saya berhadapan dengan Phil Wizard, sesama anggota tim Red Bull BC One All Stars dan teman baik saya. Bersaing dengannya membuat saya bisa menikmati diri saya sendiri, yang tentunya berdampak positif pada penampilan saya.

Apa yang membuat Anda menyenangi tari kejang

Saya mulai tertarik setelah melihat beberapa teman saya menari kejang di tahun kedua SMA dan memutuskan untuk mencobanya sendiri. Satu hal yang saya suka tentang tari kejang adalah perasaan gembira yang didapatkan ketika berhasil melakukan gerakan yang secara teknis menantang. Ketika saya pertama kali memulai, saya merasa sangat senang mempelajari segala macam gerakan baru, namun seiring berjalannya waktu, saya merasakan dorongan untuk mengembangkan gaya saya sendiri. Hal ini mendorong saya untuk mulai membuat gerakan saya sendiri, dan karena itu sangat menyenangkan, saya terus melakukannya.

Bagaimana Anda menemukan gerakan baru?

Membuat gerakan pribadi memiliki tantangan tersendiri. Tidak ada rumus pasti. Sulit untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Dan meskipun Anda bisa mendapatkan ide yang bagus, tidak ada jaminan bahwa Anda secara fisik mampu melaksanakannya. Itulah mengapa tidak mudah untuk membuat satu atau dua gerakan baru dalam setahun. Saya selalu menuliskan ide sebelum bereksperimen dengannya, namun hal ini jarang membawa kesuksesan. Anda hanya perlu bertahan dan terus berusaha apapun hasilnya. Saya pikir satu-satunya alasan saya bisa mempertahankannya begitu lama adalah karena saya menikmati proses menciptakan sesuatu yang baru.

Pernahkah kamu berada dalam keadaan terpuruk?

Saya sempat menjauh dari b-boying pada tahun 2003. Tahun sebelumnya, saya telah berpartisipasi dalam kompetisi internasional terkenal, termasuk Battle of the Year dan UK B-Boy Championships, acara yang saya ketahui hanya melalui video dan akhirnya menang. Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan, dan saya bertanya-tanya apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Saya beristirahat dan bekerja paruh waktu selama sekitar enam bulan. Kemudian, suatu hari beberapa teman mendatangi saya dan meminta saya bergabung dengan tim mereka untuk kompetisi mendatang. Mempersiapkan acara itu memungkinkan saya menemukan kembali kecintaan saya yang mendalam terhadap tari kejang. Sejak itu, setiap kali saya merasa berada dalam tren menurun, saya melipatgandakan upaya saya untuk meningkatkan diri daripada mengambil cuti.

Tolong ceritakan tentang medali Asian Games Anda.

Awalnya, saya tidak memahami keseluruhan skala Asian Games, jadi saya tidak terlalu mementingkan terpilih mewakili Korea Selatan. Namun, begitu kompetisi dimulai, saya menyadari betapa seriusnya acara tersebut, dan saya mulai merasakan tekanan dan ekspektasi yang semakin besar. Sayangnya bagi saya, saya baru saja mengalami cedera lutut yang parah dua minggu sebelumnya, dan meskipun saya telah berusaha sebaik mungkin untuk pulih tepat waktu, itu tidaklah cukup. Saya tidak punya pilihan selain bertahan dengan bantuan obat penghilang rasa sakit.

Kompetisi berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, satu-satunya tujuan saya adalah bertahan hidup, dan saya melakukan hal itu. Di hari kedua, lawan pertama yang saya hadapi adalah Amir Zakirov (nama panggung Amir) dari Kazakhstan, yang dianggap sebagai salah satu favorit untuk memenangkan semuanya. Saya memutuskan untuk fokus menjalankan rutinitas yang telah saya persiapkan daripada memikirkan tentang kemenangan, dan hal itu memberi saya dorongan kepercayaan diri yang saya perlukan untuk menjadi yang teratas. Saya kemudian menghadapi Nakarai Shigeyuki (nama panggung Shigekix) dari Jepang di final tetapi harus puas di posisi kedua setelah kalah satu suara, membuat saya sedikit kecewa.

strikes a pose during a practice session at a rehearsal studio in Seoul’s Hongdae

Hong 10, anggota kru FLOWXL, berpose saat sesi latihan di studio latihan di lingkungan Hongdae, Seoul. Seorang breaker sejak pertengahan masa remajanya, Hong 10 telah menjadi pusat perhatian b-boy internasional selama lebih dari dua dekade.

Bagaimana persiapan Anda menyambut Olimpiade 2024?

Jika saya ingin lolos ke Olimpiade, saya harus tampil baik di kualifikasi yang diadakan pada bulan Mei dan Juni. Hanya dengan mengamankan tempat di sepuluh besar saya baru bisa berkompetisi di Paris. Itu sebabnya fokus saya saat ini adalah meraih hasil bagus di kualifikasi.

Berapa lama lagi Anda berencana untuk berkompetisi?

Akar tari kejang ditemukan dalam budaya agresif. Berhenti berarti tidak lagi berpartisipasi dalam pertempuran. Bahkan jika saya terus terlibat dalam tari kejang—misalnya, sebagai juri—pada akhirnya saya harus berhenti berkompetisi. Jika saya mulai bertanding hanya untuk bersenang-senang dibandingkan untuk menang, saya pikir itu juga bisa dianggap sebagai bentuk pensiun. Saya tidak yakin berapa lama lagi saya bisa terus tampil dalam pertandingan, tapi saya ingin terus menari kejang selama yang saya masih bisa. Oleh karena itu, mengingat betapa kerasnya saya berusaha, saya ingin beristirahat sejenak setelah Olimpiade.

Apakah harapan Anda?

Saya berharap orang-orang akan mengingat saya sebagai seseorang yang melakukan yang terbaik untuk mengubah keadaan di Korea. Dibandingkan dengan negara-negara lain, kita tidak mempunyai banyak b-boy muda di sini. Saya sedang memikirkan cara untuk menarik lebih banyak generasi muda ke olahraga ini. Meskipun saya belum mempunyai rencana konkret, saya sedang mencari ide-ide baru. Saya juga mempunyai gerakan khas saya sendiri seperti Hong 10 Freeze, yang saya harap akan bertahan lama setelah orang-orang melupakan saya. Itu yang paling bisa saya harapkan.

Yun DanwooKritikus Tari
Heo Dong-wukFotografer

전체메뉴

전체메뉴 닫기